Pages

Minggu, 18 Oktober 2015

Impian

Story by: Dewi Noviana Pramesthi
XI IPS 02

  1. Matahari bersinar terang di kota kecil yang ramai penduduk. Rata-rata mata pencaharian penduduk disana adalah sebagai pengrajin rotan, dan gerabah. Namun, bukan berarti tidak ada pekerjaan lain selain itu. Adapula yang bermata pencaharian sebagai penjual ikan segar, seperti orang tua Melody. Melody ialah gadis kecil berumur 4 tahun, ia mempunyai kakak laki-laki bernama Bobby yang berumur 12 tahun. Keluarga kecil itu hanya terdiri dari dua orang anak dan kedua orang tua mereka.
  2.             Sejak kecil Bobby berkeinginan menjadi seorang artis, apalagi dia memang memiliki kemampuan benyanyi dan memainkan alat musik seperti gitar dan biola. Dia bisa bermain alat musik itu karena ketika ia berumur 9 tahun, Bobby di titipkan ke rumah saudaranya yang memang bekerja sebagai pelatih / guru musik. Maka sejak itulah Bobby mengenal alat musik. Dan sekarang dia sudah mahir dalam memainkannya.
  3.             Perjuangannya dalam mewujudkan impian dimulai ketika Bobby mendaftarkan diri ke salah satu sekolah seni yang terkenal. Di sekolah itu ada berbagai bidang, termasuk musik yang merupakan tujuan utama Bobby. Untuk bisa diterima di sekolah itu para siswa harus mengikuti beberapa tahap seleksi. Tahap awalnya adalah mengisi formulir melalui internet. Lalu para siswa akan diwawancarai ditahapan selanjutnya. Dalam tahap kedua ini memang sedikit menegangkan, karena pesertanya akan ditanyai beberapa hal tentang kemampuannya dan terkadang para juri yang penasaran akan memerintahkan peserta untuk mempraktikannya di hadapan para juri. Bahkan banyak rumor beredar kalau juri tahap dua ini sangat sulit dilalui dengan lancar.


  1.             Hari dimana Bobby harus mengikuti tahap dua akhirnya tiba juga. Walau Bobby sudah berlatih kurang lebih 3 minggu dan dia sudah menguasainya, tapi tetap saja ada perasaan takut dalam dirinya. Sebelum berangkat tentunya ia berpamitan dengan kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya merestui jalan yang telah dipilih anaknya itu. Sembari berdoa agar keinginan anaknya tercapai. Tikungan demi tikungan jalan ia lalui dengan hati-hati, keramaian jalanan ikut mengiringi. Dengan mengendarai sepeda motor, Bobby pergi menuju tempat seleksi tahap ke-2. Namun, ditengah perjalanannya ia sedikit terhambat karena ada kemacetan disana. Penuh kesabaran akhirnya selama 45 menit berlalu Bobby tiba di tempat yang ditujunya. Ia mendapat giliran terakhir,yaitu nomor 110. Sambil menunggu giliran Bobby terus berlatih. Di hari ini ia berpikir, bahwa peserta yang mengikuti seleksi sekitar 110 orang dan yang lolos ke tahap berikutnya sekitar 70 orang. Di dalam hati ia yakin kalau akan lolos ketahap selanjutnya. Peserta satu persatu masuk keruangan penilaian wawancara. Hingga saatnya giliran Bobby tiba. Tangan Bobby sedikit gemetar memasuki ruangan yang dingin karena pendingin udara itu. Dengan perasaan takut juga berusaha tenang, ia duduk di kursi yang telah disediakan. Juri mengatakan kalau umur Bobby termasuk muda sekali jika dibandingkan dengan peserta lain. Setelah ditanyai beberapa pertanyaan, tibalah Bobby harus mempraktikan kemampuannya dalam bermain gitar dan biola. Bobby menarik nafasnya dalam-dalam dan mulai memainkan alat musik. Ditengah – tengah permainan musiknya, tiba-tiba salah satu juri menghentikannya.
  2.             “Baik, sudah .. cukup cukup… Terimakasih”
  3.             Dengan perasaan heran Bobby menghentikan permainannya. Sesi wawancara pun selesai. Saat menunggu pengumuman, ia terus bedoa dan berharap dapat lolos. Para juri berunding menentukan peserta yang lolos. Beberapa menit kemudian pengumuman peserta yang lolos muncul di layar pengumuman. Seluruh peserta langsung mengerubungi layar itu. Tak ketinggalan Bobby yang juga berusaha mencari namanya di pengumuman tersebut. Beberapa yang lolos bergembira dan yang tidak menampakan wajah kecewa juga pasrah. Bobby belum juga bisa menemukan namanya. Dalam hati ia berpikir kalau tidak mungkin ia tak lolos pada tahap awal seperti itu. Dua sampai tiga kali, Bobby melihat pengumuman itu. Hingga ia harus benar-benar menyadari kalau memang namanya tidak tertulis disana, yang berarti ia tak lolos.
  4.             Sepanjang perjalanan pulang ia terus berpikir keras kenapa bisa tidak lolos padahal ia tidak salah dalam memainkan alat musiknya. Ia juga berpikir bagaimana ia mengatakan berita mengecewakan ini pada kedua orang tuanya. Tetes demi tetes meluncur dari kedua matanya. Ingin rasanya ia tak pulang kerumah. Tapi apa daya, ia tetap harus pulang tentunya.
  5.             Tok… Tok.. Tok..
  6.             Bobby mengetuk pintu rumah dengan lemas dan wajah yang bersedih. Melody adiknya menyambut dengan senyuman yang manis. Seketika perasaan Bobby kembali tenang dan bahagia melihat adiknya.
  7.             Ketika makan malam keluarga, kedua orang tua Bobby sebenarnya telah mengetahui kalau Bobby tidak lolos. Mereka tau dari raut wajah Bobby yang muram sepanjang hari. Tapi, kedua orang tuanya tetap besikap baik dan tidak marah akan hal itu, bahkan memberi semangat anaknya itu. Ibunya juga membuatkan makanan kesukaan Bobby agar dia tetap semangat dan tak patah semangat. Bobby berusaha meminta maaf karena telah mengecewakan orang tuanya. Tapi orang tuanya sama sekali tidak merasa dikecewakan, mereka berdua selalu berusaha menyemangngati Bobby.
  8.             Beberapa bulan setelah kejadian itu, Bobby kemudian kembali melanjutkan sekolahnya dan untuk mengisi waktu luang sesekali ia mengasah kemampuan memainkan alat musiknya. Ketika Bobby berumur 14 tahun, ia sudah sering memeriahkan acara-acara di daerahnya. Baik acara selamatan sampai ulang tahun temannya. Akhir-akhir ini Bobby juga sudah mulai melatih kemampuan menyanyinya sendiri. Sedikit demi sedikit ia mulai mengamati lagu-lagu luar negeri atau lokal yang populer, lalu ia mengcovernya. Banyak kerabat dan teman dekatnya memberi saran kepada Bobby untuk mengikuti ajang pencarian bakat atau mungkin mendaftar di sekolah musik. Namun, mendengar hal itu Bobby masih kurang percaya diri untuk melakukannya. Terlebih, waktu kecil ia pernah memiliki pengalaman yang menyedihkan. Sebenarnya kedua orang tua Bobby sering menyarankan untuk mengikuti acara pencarian bakat, tapi Bobby masih belum bisa menyanggupinya karena takut mengecewakan mereka. Hari – hari berlalu, Bobby terus memikirkan semua pendapat dan saran kerabatnya itu. Lambat laun ia bepikir, tak perlu ia menyerah begitu saja hanya karena gagal sekali. Mungkin itu memang bukan jalan yang seharusnya ia lalui, lagi pula waktu itu umurnya masih kecil. Jadi tidak ada kata terlambat untuk mencoba dan berusaha bangkit lagi.
  9.             Selang beberapa minggu setelah memikirkan keputusan yang matang, Bobby ingin mencoba mendaftarkan diri ke sebuah agensi musik terkenal di luar negeri. Agensi itu berada di negeri gingseng yaitu Korea Selatan. KorSel merupakan tempat yang ia kagumi dan memang ia ingin sekali kesana. Walau keputusannya ini terbilang tak tanggung-tanggung hingga memilih luar negeri sebagai pilihannya, tapi karena semangatnya yang telah kembali maka ia akan berusaha sebaik mungkin disana. Sebelum pergi, Bobby berlatih dengan giat setiap harinya. Hingga waktu yang telah ditentukannya itu datang. Berbekal restu kedua orang tua serta kerabat dekatnya dan pengalaman-pengalaman yang dipunyainya Bobby-pun berangkat ke Korea Selatan. Sesampainya di Korea, ia menuju tempat penginapannya. Lalu esok harinya ia mulai mendatangi agensi tujuannya itu. Di agensi itu memang diadakan audisi mingguan yang boleh diikuti siapa saja, tapi dibatasi jumlah pesertanya. Bobby mulai mendaftarkan dirinya yang kebetulan jumlah pesertanya masih mencukupi jika ia mendaftar. Ketika gilirannya, Bobby menampilkan permainan gitarnya namun tak hanya itu saja, ia juga menyanyikan sebuah lagu kesukaanya. Dimana lagu itu sangat cocok ia nyanyikan dengan iringan permainan gitarnya. Dalam setiap bait lagu, ia nyanyikan dengan penuh penghayatan. Mengingat orang tuanya yang penuh harap menunggu di daerah asalnya dan kerja kerasnya selama ini yang tak ingin ia sia-siakan begitu saja. Bobby benar-benar sungguh dalam audisi ini. Para juri penilai melihat kemampuan Bobby yang mengagumkan. Mereka semua terkesan melihatnya. Bobby pun lolos dan berhasil masuk ke agensi tersebut. Tidak lupa juga ia mengabari orang tuanya tentang berita baik ini.
  10.             Di hari pertama ia dan peserta lain yang lolos diajarkan teknik – teknik dasar bernyanyi. Sebelum pembelajaran mereka semua diperkenalkan dengan beberapa pelatih disana. Mereka juga diberitahu peraturan-peraturan yang berlaku, serta diberi sedikit motivasi untuk agar terus semangat. Karena di agensi ini anggota yang telah diterima harus selalu meningkatkan kemampuannya. Dan di setiap bulannya akan ada evaluasi bulanan, dimana para anggota harus menunjukan kemampuannya yang selama itu mereka pelajari ke hadapan para pembimbing senior dan ketua agensi tersebut. Penampilan mereka juga harus memuaskan di matanya. Peraturan itu harus diikuti seluruh anggota. Maka dari itu, masuk di agensi ini harus penuh kerja keras dan semangat yang tinggi.
  11.             Setiap materi yang di berikan, Bobby selalu berusaha dalam pembelajarannya. Ia juga selalu berusaha menguasai dengan baik materi tersebut. Karena kerja kerasnya itu disetiap evaluasi bulanan ia mendapat nilai yang baik. Namun, Bobby tetap selalu berusaha dengan sungguh-sungguh walau mendapat nilai yang baik. Beberapa bulan berlalu, tantangan dalam kemampuan bernyanyi dan talenta Bobby terus bertambah. Terlebih saat ini di Korea banyak orang harus mempunyai kemampuan dance yang baik. Apalagi agensi yang menaungi Bobby merupakan agensi yang cukup terkenal di Korea. Jadi Bobby harus bahkan wajib mempunyai kemampuan yang satu ini. Sebenarnya orang-orang yang dibimbing di tempat Bobby sekarang ada ini tidak semuanya akan menjadi artis. Ada juga yang hanya sebagai penulis lagu, dancer, koreografer dsb. Untuk bisa mewujudkan impian menjadi artis terkenal tentulah Bobby harus mempunyai nilai plus tersendiri serta kemampuan yang memang benar-benar luar biasa.
  12.             Suatu ketika, Bobby bertanya pada anggota lain. Bobby hanya sekedar ingin mengetahui beberapa hal tentang agensinya itu. Sebenarnya ia kurang percaya diri bertanya padanya. Tapi, jika tidak bertanya rasa penasarannya tidak akan pernah terjawab. Setelah bertanya dengan beberapa anggota lain disana, ia jadi tahu beberapa fakta. Salah satu faktanya yaitu kalau ada anggota yang sudah berada disana selama 4 tahun. Menurut Bobby waktu 4 tahun merupakan waktu yang cukup lama jika hanya dihabiskan untuk berlatih. Selain itu ada beberapa fakta yang cukup membuatnya sedikit heran. Bobby berpikir anggota-anggota lain yang sudah cukup lama berada disana dan menurutnya sudah berlatih dengan keras saja tidak mudah menjadi artis, dan apa mungkin ia yang hanya anggota baru dengan umur yang muda bisa mewujudkan impiannya. Bahkan Bobby sempat terpikirkan di kepalanya kalau impiannya itu tidak akan terwujud.
  13.             Genap satu tahun Bobby menjadi bagian dari agensi itu. Dan tiba-tiba perasaan takutnya perihal impiannya yang tidak akan terwujud kembali terniang dipikirannya. Saat-saat itulah Bobby mulai tidak bersemangat lagi mengejar impiannya tersebut. Bahkan ada masa dimana ia benar-benar stres menghadapi semua ini. Lalu disaat ada waktu berlibur yang diberikan agensinya itu, ia menghabiskan liburannya untuk menenangkan pikiran dan mencari peluang lain untuk kedepannya. Selain berpikir sendiri ia juga menceritakannya ke pada kedua orang tuanya dan sahabat yang sangat dekat dengannya di Korea. Orang tuanya menyarankan pada Bobby agar tidak patah semangat begitu saja namun bila memang Bobby sudah tidak bisa menjalaninya ia boleh saja kembali ke daerah asalnya dan orang tuanya akan membantu untuk membimbingnya memilih pilihan lain. Sahabat dekatnya juga senantiasa menyemangati Bobby. Sahabatnya itu juga akan selalu mendukung Bobby dan menemaninya dalam masa sulit ini. Melihat banyak dukungan yang ditujukan padanya, Bobby mulai berpikir untuk kembali semangat mengejar impiannya menjadi artis. Kini ia yakin kalau impian itu akan terwujud dengan kegigihannya dalam memperjuangkannya. Ia percaya bahwa usaha atau kerja keras tidak akan pernah menghianati hasil.
  14.             Kembalinya dari liburan yang panjang, Bobby pun kembali menata pikiran dan semangatnya yang pudar waktu itu. Ia bertekad akan terus maju walau rintangan menghadangnya. Setiap harinya ia lalui dengan sungguh – sungguh. Melihat perkembangan kemampuan Bobby yang terus meningkat dan selalu mau berusaha, membuatnya dilirik oleh beberapa orang yang mengontrol dan menjalankan agensi itu, tidak terkecuali ketuanya yang juga melihat potensi yang baik pada Bobby. Mereka juga mulai mempertimbangkan Bobby untuk menjadi artis. Mereka berpikiran kalau Bobby akan sukses jika menjadi artis. Dengan begitu Bobby mulai dilatih untuk bisa tampil di muka umum.
  15.             Awalnya Bobby hanya menjadi dancer di acara-acara musik di Korea. Hari demi hari, penampilannya mulai menunjukan kemampuan sebagai seorang professional. Lalu ia mulai menjadi dancer artis ternama dan yang terkenal disana. Ia juga menandatangani kontrak dengan agensi lainnya yang lebih terkenal. Lama-lama ia juga mulai menulis lagu untuk dinyanyikannya. Dengan begitu Bobby akhirnya mulai mempersiapkan dirinya untuk benar-benar menjadi artis. Semangat serta usahanya dalam mempersiapkan ini semua membuahkan hasil yang tak diduga-duga. Lagu yang ia nyanyikan sebagai single pertamanya mendapat respon yang luar biasa. Banyak orang menyukai lagu dan suaranya. Sedikit demi sedikit ia akhirnya memiliki pengemar. Selanjutnya ia mulai memperlihatkan kemampuannya dalam menari. Dengan konsep yang berbeda ia menyanyikan sebuah lagu yang berbeda dari sebelumnya. Dimana yang sebelumnya lagu itu menyentuh hati dan lagu yang kedua ini benar-benar sangat bersemangat. Dalam setiap lagu yang dinyanyikannya juga selalu mengandung makna yang ingin ia sampaikan pada semua orang.
  16. Karirnya terus beranjak naik. Kesuksesan benar-benar ia buktikan dalam genggamannya. Walau ia sudah menjadi artis terkenal ia tak pernah melupakan orang – orang yang selalu menemani dan memberi semangatnya dalam masa yang sulit. Terutama kedua orang tuanya yang selalu mendukung dan mendoakannya. Sahabat dekatnya kini masih menjadi sahabat yang ia sayangi dan setiap saat walau ia sibuk, selalu ia luangkan waktu untuk pulang orang tuanya. Ia juga mulai membelikan sesuatu yang diinginkan orang tuanya. Dimana dahulu ia yang tak pernah bisa memberi apa-apa pada orang tuanya, kini ia bisa membelikannya dan membahagiakan orang tuanya.
Penggemarnya yang dahulu hanya orang-orang local atau daerah setempat saja kini mulai meluas sampai seluruh penjuru negeri, bahkan Bobby juga memiliki penggemar dari luar negeri. Di daerah asalnya ia juga terkadang menjadi motivator bagi beberapa sekolah. Ia membagikan cerita tentang perjuangan yang ia lalui untuk menjadi sukses. Dan untuk meraih impian atau kesuksesan seharusnya selalu diikuti dengan semangat yang tinggi serta kegigihan dalam meraihnya.

 Hai, Dewi.
Cerpenmu menarik sekali.
Tapi sayang, tidak ada dialognya sama sekali. Tahukah kamu, dialog itu berfungsi untuk memperkuat jalan cerita dan mengajak pembaca untuk ikut serta dalam sebuah kisah. Kalau tidak ada dialog, pembaca akan
bosan karena isinya narasi semua. Gitu ya? Semangat! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar