Story by: Nugrahesti
XI-IIS 2
“Sahabat ! Sebuah anugerah
dari Yang Maha Kuasa untukku . Melewati hari-hari penuh warna dengannya ,
terkadang menorehkan sebuah luka yang sulit untuk dilupakan . Namun, itulah
hidup . Penuh dengan kejutan, tapi aku tetap sayang dengan sahabat-sahabatku .” Ya, awal yang menyenangkan tak
selalu indah di akhir kisah…
Itulah salah
satu isi diary Keisha. Seorang gadis remaja yang tinggal di tengah-tengah hiruk
pikuknya Kota Jakarta. Keisha adalah seorang siswi salah satu SMA di Jakarta.
Sikapnya yang feminim namun suaranya sedikit cempreng dan didukung oleh fisiknya
yang seperti seorang model dengan mata sipit dan berkulit putih dia menjadi
sorotan para cowok di sekolahnya. Namun dia sangat rendah hati terlebih dengan
sahabat-sahabatnya. Keisha memiliki seorang sahabat cewek dan seorang sahabat
cowok. Sahabat yang selalu ada buat dia saat dia senang maupun sedih. Namanya
Icha dan Ricki. Icha adalah cewek pintar yang ramah dan baik hati sedangkan
Ricki seorang pemain basket yang cuek namun sangat peduli dengan sahabatnya.
Walaupun perbedaan itu pasti ada , namun itu semua bukan sebuah penghalang
untuk mereka bertiga, melainkan sebuah pondasi kekuatan untuk
persahabatan mereka. Diantara mereka bertiga, hanya Putri yang bersekolah di
luar negeri. Karena prestasinya yang baik, dia mendapat beasiswa di Australia.
Tetapi persahabatan mereka tetap terjalin, tidak ada yang bisa memisahkan
mereka walaupun maut sekalipun.
“Ricki, kemarin Icha telpon aku. Dia
bilang kalau minggu depan dia akan kembali ke Indonesia.” Ucap Keisha saat
makan siang di kantin sekolah.
“Oh ya? Jadi nggak sabar nih,” ujar
Ricki antusias.
“Apa ada ya perubahan dari Icha ?
Udah hampir tiga tahun nggak ketemu,” tanya Keisha sambil membayangkan
perubahan dalam diri Putri.
“Pasti dia tambah cantik Kei,
hhaha..” jawab Ricki tertawa.
Keisha memukul lengan Ricki sambil
tertawa. Persahabatan yang indah. Tapi bagaimana lanjutan persahabatan Ricki,
Keisha dan Icha kalau ada cinta di antara mereka bertiga?
Seminggu
kemudian, terlihat dua remaja berjalan mondar-mandir menanti seseorang di
sebuah bandara internasional. Menanti sahabat tercinta mereka yaitu Icha. Tiba-tiba
ada seorang cewek menghampiri mereka berdua.
“Hai..” sapa cewek itu ramah.
Kedua remaja itu berpaling kearah
cewek itu dan bertatapan heran.
“Keisha.. Ricki..” ujar cewek itu
dengan mata berkaca-kaca.
“Icha ?” tanya Ricki memastikan.
Cewek itu mengangguk dan mereka
berpelukan. Pelukan rindu dengan sahabat yang sudah lama berpisah.
“Cha, kamu kok tambah cantik gini.
Waduh, jadi rebutan cowok nih. Udah pintar, baik, cantik pula. Ckckckck,” puji
Ricki dengan kagumnya.
“Apaan sih Rick, biasa aja deh.”
sahut Icha tersenyum.
“Ricki mulai lagi deh. Rick, ini
sahabat kita. Mau dijadiin mangsa kamu ya,” ucap Keisha sambil memukul Ricki.
Ricki tak menanggapi ucapan Yuan dan
segera berjalan berdampingan dengan Icha.
Malam minggu tiba, nggak seperti biasanya sekarang Keisha menghabiskan waktu
seorang diri di dalam kamar tanpa sahabat yang menemani. Kemudian handphonenya berdering.
Ada sebuah pesan masuk dari Ricki.
“Keisha.. Kamu nggak ke rumahku ?
Anak-anak semua ngumpul disini.”
Keisha hanya menghela nafas
dalam-dalam. Kemudian dia mengambil tasnya dan segera pergi ke rumah Ricki. Sesampainya
di rumah Ricki, Keisha duduk di pojok ruangan seorang diri sedangkan
Ricki, Icha dan teman-teman yang lain asyik ngobrol dengan senangnya.
“Rick, aku mau pulang dulu .” ucap Keisha
sambil keluar dari rumah Ricki.
“Lho, Kei kenapa pulang?” tanya Icha
sambil mengikutiku.
Keisha tak menghiraukan pertanyaan
Putri.
“Kei, kamu kenapa?” tanya Ricki tiba-tiba
muncul di hadapan Keisha.
“Aku mau pulang. Percuma aku disini.
Kalian berdua nggak menghargai aku sebagai sahabat kalian. Apa tadi kalian
menghiraukan aku? Nggak kan. Sahabat kayak apa itu,” jawab Keisha dengan kesal.
“Kamu berubah. Kamu semakin jauh
dengan kita Keisha,” ujar Icha padaku.
“Berubah ? Bukankah kalian yang berubah. Kalian lebih sering menghabiskan waktu berdua
kan ? Tanpaku ? Siapa yang berubah kawan..” bentak Keisha sambil pergi.
“Maksud kamu apa sih Kei ? Aku nggak
ngerti ,” sahut Ricki bingung.
“Aku mau nanya sama kalian. Apa kalian
berdua pacaran ?” tanya Keisha penasaran.
Mereka berdua hanya bisa menunduk.
“Sudah kuduga ..” sahut Yuan sambil
berlari.
Keesokan harinya, Keisha terbangun. Jam alarm menunjuk pada pukul 06.00 WIB.
Nggak sengaja pandangannya mengarah ke kalender. Hari ini tanggal 14
Februari.
“Hari ini hari valentine, dan juga
hari ..” ucap Keisha terputus.
“Happy Birthday Keisha.” teriak mama
dan papa Keisha dari luar kamar.
Dengan senangnya, Keisha bangkit
dari tempat tidur dan membuka pintu kamar. Di ruang tengah terdapat Mama, Papa
dan kakak Keisha yang sedang duduk melingkari sebuah kue tar. Keisha sangat
bahagia dengan kejutan ini. Setelah merayakan ulang tahunnya dengan keluarga
tercinta, Keisha bergegas pergi ke sekolah. Di sekolah, ucapan ulang tahun tak
henti-hentinya datang dari teman-temannya. Selain merayakan ulang tahunnya, Keisha
juga merayakan hari kasih sayang. Saat Keisha berjalan menyusuri koridor
sekolah, tak sengaja dia melihat Ricki dan Icha duduk di depan kelas. Dengan
senang, Keisha menghampiri mereka berdua.
“Ricki.. Icha..” sapa Keisha dengan
senyuman manisnya.
“Ada apa Kei ?” tanya Icha tak
senang melihat kehadiran Keisha.
Keisha hanya terdiam membisu.
“Aku ganggu ya ?” tanya Keisha
bingung.
“Kei, aku mau jujur sama kamu .”
ucap Ricki menghampirinya.
“Apa ?” tanyanya singkat.
“Sebenarnya aku udah jadian sama
Icha. Kita jadian udah seminggu yang lalu. Maaf ya Kei, aku dan Putri
mengkhianati persahabatan kita.” jawab Ricki dengan perasaan bersalah.
“Bercanda kalian ..” sahut Keisha
tertawa.
“Maafin kita berdua Kei,” ujar Icha menunduk.
“Hah ? kalian beneran jadian? tanpa
memberitahu aku dari kemarin-kemarin ? Kenapa ? Apa aku udah nggak dianggap
sahabat ? Kalian tega. Apa motto persahabatan kita. ‘TIDAK ADA KATA CINTA
DIANTARA KITA’. Tapi kalian mengkhianati itu semua ? jahat kalian.” sahut
Keisha meneteskan airmata.
Keisha meneteskan airmata. Kemudian
dia membuka tas dan mengambil dua buah kado.
“Ini buat kalian. Selamat Valentine ..” ucapnya tersenyum.
“Ini buat kalian. Selamat Valentine ..” ucapnya tersenyum.
Keisha berlari meninggalkan mereka berdua dan pulang.
“Kalian berdua tega. Kado spesial di
ulang tahunku mendapat pengkhianatan dari sahabat. Funtastic !” ucap Keisha
terisak.
Semenjak kejadian itu, Yuan berubah.
Dia lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri. Merenung dan merenung.
Tidak ada lagi senyuman ceria dari bibir tipisnya, tidak ada lagi senda gurau
darinya dan yang ada hanya seberkas kesedihan yang terpancar dari wajahnya.
Sahabat yang sudah menjadi bagian dari hidupnya tega melakukan pengkhianatan.
Mereka berdua seakan tidak pernah tau bagaimana perasaan Keisha selama ini .
Ya, Keisha memutuskan untuk pindah ke daerah Bogor. Selain untuk tinggal
bersama neneknya, Keisha juga ingin melupakan semua kejadian pahit dalam
hidupnya dan membuka lembaran baru yang penuh dengan warna tanpa ada
goresan-goresan hitam yang tak diinginkannya.
Hari tak terasa cepat berganti seiring dengan pergantian siang dan malam yang
begitu singkat. Matahari seakan tak pernah letih menjalankan tugasnya untuk
menyinari dunia disiang hari. Bulan dan bintang juga seakan berlomba-lomba untuk
menampakkan kilauan cahayanya dimalam hari. Anugerah Tuhan untuk alam semesta
yang begitu indah nan agung, mencerminkan sejuta pesona dari Sang Khalik. Tak
terasa sudah tiga bulan Keisha pergi dari kehidupan Ricki dan Icha. Sebenarnya
dia merasa sangat kehilangan tapi apa dayanya. Semua hanya berakhir tragis.
“Kenapa kalian ngelakuin hal itu sih
sama aku ? Apa salahku teman ?” ucap Yuan menangis di sebuah gubuk kebun teh.
Cuaca berubah menjadi mendung. Keisha
bergegas pulang ke rumah neneknya. Tiba-tiba dia mendengar teriakan .
“Toloooonnggg.” teriak seseorang.
Keisha mencoba mencari dimana sumber
suara itu berada dan akhirnya dia mengetahui asal suara itu, yaitu dari jurang
yang tak jauh dari tempatnya.
“Tolong …” teriaknya lagi.
Keisha mendekati jurang dan dia
sangat terkejut. Ternyata suara itu adalah suara Ricki dan Icha. Mereka berdua
jatuh ke dalam jurang.
“Bantu kita Kei..” ucap Ricki sambil
berpegangan pada rerumputan.
Keisha mencoba menarik tangan Ricki
dan Icha dengan kedua tangannya. Kemudian hujan mengguyur tempat itu. Keisha
tetap menarik tangan Ricki dan Icha. Namun naas, dia terpeleset sehingga posisi
Keisha tidak seimbang lagi.
“Ya Tuhan, gimana ini ?” tanya
Keisha bingung.
“Kei, kamu harus melepaskan salah
satu tangan kamu atau kita bertiga akan jatuh.” ucap Ricki mengejutkannya.
“Apa ? Nggak mungkin Rick. Kalian berdua
harus selamat.” tolaknya sambil berusaha lagi.
“Kei, lepasin tanganmu ini. Biar aku
jatuh Kei, aku nggak mau kalian berdua jatuh. Lepasin tangan kamu Yuan.. Aku
sayang kalian .” ucap Putri terisak.
“Nggak mungkin.” tolak Yuan
kemudian.
“Yuan..aku bersalah karena udah
mengkhianati persahabatan kita tanpa memperdulikan perasaan kamu. Biarlah semua
ini resiko yang harus aku tanggung.” Sahut Putri lagi.
“Semua itu biar Tuhan yang membalas.
Ayo naik Putri.” ujar Yuan dengan mata berkaca-kaca.
Tak terasa oleh Yuan, Ricki
melepaskan pegangannya pada tangan Yuan dan akhirnya dia terjatuh ke dalam
jurang.
“Ricki ..” teriak Yuan dan
Putri bersamaan.
Akhirnya Yuan berusaha menolong
Putri. Kemudian dia mencari pertolongan untuk Ricki.
Dua hari kemudian tampak dua anak
perempuan yaitu Yuan dan Putri mendatangi sebuah makam yang terlihat masih
baru. Nisan makam itu bertuliskan “ RICKI PUTRADINATA” dan terlihat pula kedua
mata mereka berkaca-kaca.
“Ricki, semoga kamu tenang di alam
sana .” ucap Putri dengan terisak.
“Gimana kejadiannya sih Put, sampai
kamu dan Ricki jatuh ?” tanya Yuan tanpa memandang Putri.
“Setelah kepergian kamu, aku dan Ricki sangat menyesal.
“Setelah kepergian kamu, aku dan Ricki sangat menyesal.
Kita berdua putus Yuan dan bertekad
untuk mencari kamu. Kita dapet info kamu di daerah Bogor, aku dan Ricki
langsung pergi. Tapi nasib kita nggak baik, mengalami kecelakaan sampai
akhirnya jatuh ke jurang.” jawab Putri terisak.
Yuan terdiam membisu.
“Maafin aku Yuan. Maafin aku .. Aku
nggak mau kehilangan sahabat. Maafin aku .” ucap Putri memeluk Yuan.
“Aku kecewa dengan kalian berdua.
Sangat kecewa.” sahut Yuan menangis.
“Yuan, maafin aku. Aku khilaf Yuan
..” ucap Putri menyesal.
“Putri. Kamu nggak tau gimana
perasaanku. Aku kecewa sama kamu dan Ricki tapi asalkan kamu tau, aku pasti
akan lebih kecewa kalau aku kehilangan kamu.” ucap Yuan tersenyum.
Putri tersenyum. Suasana yang
mengharukan. Ternyata sahabat sejati akan tetap abadi walaupun rintangan datang
silih berganti. Yuan dan Putri kembali membuka lembaran baru persahabatan
mereka walaupun tanpa Ricki.
Komentar:
Maaf, Ibu bingung sekali dengan penempatan nama
dalam cerita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar