A. Pengertian Teks Cerita Pendek
Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen
adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Sebuah cerpen mengisahkan
sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman.
Tokoh dalam cerpen tidak mengalami perubahan nasib (Depdiknas, 2014:6).
Cerita pendek, sesuai dengan namanya, memperlihatkan
cirri bahasa yang serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita,
jumlah pelaku, dan jumlah kata yang digunakan (Priyanti, 2013:5). Adapun ciri-ciri sebuah cerpen adalah sebagai
berikut.
- Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
- Tulisan kurang dari 10.000 kata.
- Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri
maupun orang lain.
- Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah
tunggal atau sarinya saja.
- Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti
bagi pelakunya.
- Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada
penyelesaiannya.
- Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.
- Meninggalkan kesan mendalam dan efek pada perasaan pembaca.
- Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan
krisis, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib.
- Beralur tunggal dan lurus.
- Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
B. Struktur Teks Cerita Pendek
Selain mengetahui defenisi dan ciri umum sebuah
cerpen, penting bagi kita mengenal struktur di dalamnya. Secara garis besar
struktur cerpen adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2014:17-19).
- Tahapan abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada
sebuah teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen
bisa saja tidak melalui tahapan ini.
- Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan tokoh dan
latar cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan perlaku
(terutama pelaku utama) yang meliputi apa yang dialami. Pengenalan latar
berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam
cerpen. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan
pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak,
baik secara fisik maupun psikis.
- Komplikasi muncul diakibatkan oleh munculnya konflik. Pada tahap ini
ditandai dengan reaksi pelaku dalam cerpen terhadap konflik. tahapan
penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik,
hingga konflik memuncak (klimaks).
- Tahap evaluasi ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan pada
pemecahannya. Setelah konflik mencapai puncaknya tokoh (penulis) akan
mengupayakan solusi bagi pemecahan konflik sehingga mulai tampak
penyelesaiannya.
- Resolusi adalah suatu keadaan di mana konflik terpecahkan dan
menemukan penyelesaiannya. Pada tahapan ini ditandai dengan upaya
pengarang yang mengungkakan solusi dari berbagai konflik yang dialami
tokoh.
- Koda adalah bagian akhir sebuah cerita pendek yang diberikan oleh
pengarang yang menyuarakan pesan moral sebagai tanggapan terhadap konflik
yang terjadi. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah reorientasi. Koda
merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari
sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat
opsional.
C. Ciri Kebahasaan Teks Cerita Pendek
- Menggunakan penggambaran waktu lampau
- Mencantumkan Penyebutan tokoh (nama, kata ganti, julukan, dan sebutan)
- Menggunakan Kata-kata yang menggambarkan latar
- Memuat kata-kata yang mendiskripsikan pelaku,
penampilan fisik, dan kepribadiannya.
- Memuat kata-kata yang merujuk pada peristiwa yang
dialami pelaku.
- Menunjukan sudut pandang pengarang.
D. Gaya Bahasa
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efek-efek tertentu yang membuat cerita itu semakin hidup. Dengan majas, kita
dapat mengetahui betapa kayanya perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia.
A. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias
yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap
pendengar atau pembaca”. Ditinjau dari cara pengambilan perbandingannya, Majas
Perbandingan dibagi menjadi:
1) Metafora
Dalam KBBI: Me•ta•fo•ra /métafora/ :
Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan
sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang
punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Kata kunci: ada idiomnya.
Contoh:
- Engkau
belahan jantung hatiku sayangku. à
sangat penting
- Raja
siang
keluar dari ufuk timur à
matahari
- Dia
dianggap anak emas majikannya. à
anak kesayangan
- Kambing
hitam à
penyebab masalah
- Dewi
malam à
bulan
2) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan
benda-benda tak bernyawa (mati) seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia
(hidup).
Contoh:
- Badai
mengamuk
dan merobohkan rumah penduduk.
- Ombak
berkejar-kejaran ke tepi pantai.
- Peluit
wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan
tersebut.
3) Alegori
Alegori adalah majas yang menyatakan dengan
cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Alegori biasanya berbentuk cerita
yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral. Kata kunci: mengandung
filosofi, biasanya berbentuk kalimat.
Contoh:
- Suami
sebagai nahkoda, istri sebagai juru mudi à
kehidupan rumah tangga
- Perjalanan
hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala
sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut. à filosofi
hidup manusia
4) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu
dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol
atau lambang.
Contoh:
- Ia
terkenal sebagai buaya darat.
- Rumah
itu hangus dilalap si jago merah.
- Bunglon, à lambang
orang yang tak berpendirian
- Melati
à
lambang kesucian
- Teratai
à
lambang pengabdian
5) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri
atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi
merek, ciri khas, atau atribut. Kata kunci: label.
Contoh:
- Di
kantongnya selalu terselib gudang garam. (Mengacu pada à rokok)
- Setiap
pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (Mengacu pada à kopi)
- Ayah
pulang dari luar negeri naik garuda (Mengacu pada à pesawat)
6) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian
untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke
terdiri atas dua bentuk berikut.
Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
- Hingga
detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
- Per
kepala
mendapat Rp. 300.000.
Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
- Dalam
pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
- Indonesia
akan memilih idolanya malam nanti.
7) Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit
yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, laksana,
bagaikan, umpama, bak, bagai.
Contoh:
- Kau
umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang
dimabuk cinta berkorban apa saja.
B. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias
yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara
atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan
pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar.” Jenis-jenis Majas Pertentangan
dibedakan menjadi berikut.
1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan
kata yang berlawanan artinya. (Yang bertentangan adalah kata-katanya)
Contoh:
- Tua
muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
- Miskin
kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung
pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. (Yang bertentangan adalah keadaannya)
Contoh:
- Aku
merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
- Hatiku
merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa
pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan
mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
- Suaranya
menggelegar membelah angkasa.
- Tubuhnya
tinggal kulit pembalut tulang.
4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu
dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau
menguranginya. Kata kunci: merendahkan diri.
Contoh:
- Makanlah
seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
- Marilah
singgah sejenak di gubukku yang sederhana ini.
C. Majas Sindiran
Majas sindiran ialah kata-kata berkias yang
menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar
atau pembaca”. Majas sindiran dibagi menjadi:
1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang
bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh:
- Ini
baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
- Bagus
sekali tulisanmu, sampai tidak dapat dibaca.
2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran
secara langsung.
Contoh :
- Perkataanmu
tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar
sepertimu.
- Lama-lama
aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling
kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
- Mau
muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
- Dasar
kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
D. Majas Penegasan
Majas penegasan ialah kata-kata berkias yang
menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap
pendengar atau pembaca. Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata
secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
- Semua
siswa yang di atas agar segera turun ke bawah. (Kata turun sudah pasti ke bawah. Tidak perlu ditambah ‘ke
bawah’ lagi)
- Mereka
mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata
sebagai penegasan.
Contoh:
- Dialah
yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
3) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa
hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
- Semua
orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
- Ketua
RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden sekalipun
tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
4) Antiklimaks
Antiklimaks adalah
majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama semakin
menurun.
Contoh:
Contoh:
- Kepala
sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran
itu.
- Di
kota dan desa hingga pelosok kampung semua
orang merayakan HUT ke-70 RI.
5) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat
tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,
atau menggugah.
Contoh:
- Kata
siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
- Apakah
ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
Tambahan:
- Majas Eufemisme: Majas ini digunakan untuk menghaluskan nilai rasa
yang terkandung dalam suatu kata.
Contoh:
Tuna karya à pengangguran
Lapas à penjara
Prodeo à hotel
- Majas Alusio. Majas ini mengandung peristiwa atau tokoh-tokoh yang
artinya sudah diketahui umum.
Contoh:
Sekarang dibutuhkan Kartini-kartini baru untuk menghadapi persaingan
global.
Contoh Cerita Pendek:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar