Ditulis oleh: muhammad nasim
inspirasi dari kisah film indie
“12 jam di
semarang”
“selama jeratan masalah
yang kita hadapi itu masih bisa menjerumuskan ke kebenaran kita masih bisa
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, jangan lah memandang hal kecil itu menjadi
hal yang mudah karena hal semudah Apapun pasti akan ada halangan yang mampu menyelip
ke asa itu”
tepat
pukul 6 sore tepat berada di kursi meja ruang para mahasiswa jurusan
depkolektor, yang menghadap malang nya dosen gadungan yang hanya dibayar dengan
upah cicilan motor sebulan. JAKA iya itu nama seorang pemuda betawi yg diam
sunyi dan polos, duduk diantara para calon depkolektor muda yang hanya memahami
studi stengah perjalanannya. Setiap hari pemuda itu harus menjalani studi kuliah
nya hanya setengahnya saja, walau mengikuti studinya setengah nya namun dia
menghabiskan nya dengan memutar-mutar kan alat tulis sambil berfikir dan
berlagak orang bego yang tak tau apa arti materi kuliah hari itu. Waktu
menunjukan pukul 8 malam dimana langit kota lumpia itu sudah gelap ditemani
terang nya bulan, Jaka pun bergegas melihat jam yg dia pakai. Dengan buru-buru
jaka langsung berdiri dan melontaran kata-kata
“pak saya mau
ijin pergi saya mau kerja” saut si jaka.
“oh gitu yaudah kerja yang bener ya, jangan
goblok kalo kerja” lontar si dosen gadungan itu.
“baik pak terima
kasih” saut jaka dan bergegas keluar.
Dalam
keseharian nya, jaka selain melaksanakan studi kuliah dia juga menyambi kerja,
walau kerja itu hanya diupahi untuk membeli lauk pauk di warung mak lik. Apa
boleh buat dia bekerja di tempat penampungan barang yang layak untuk dimakan
karna dia dipindah kan oleh om made atau saudara dari jaka itu dari kota betawi
menuju kota lumpia yang historis ini dengan alasan karena dia sedang ditimbun
masalah besar daan dikejar oleh orang berjaket kulit hitam.selagi memang dia
masih mampu bekerja dia mengumpulkan nya untuk membiayai studi kuliah nya dia
jurusan depkolektor itu, walau itu hanya setengah perjalanan saja yang dia
ikuti. Sampai sebegitunya Jaka harus diamankan dan dijauhkan dari kejaran para
polisi haus uang itu, om made memang sengaja menempatkan nya ke tempat
penampungan sayur mayur hanya sebagia seorang KULI dengan upah seadanya. Namun
semua itu sudah tekad dan niat si jaka untuk mengupahi studi kuliah nya di
unversitas (tanggal ulang tahun indonesia)
hanya demi mendapat gelar s1 yang hanya kepepet nya menjadi depkolektor,
Tiba di tempat kerja nya yang
berlantai becek,basah kumuh namun
kalian tak memandang ruang si om made, bos dari usaha itu yang memimpin
layaknya preman yang selalu ingin dilayani hanya duduk di kursi empuk
berhadapkan laptop mini berlayar game poker yang tak jelas, dengan ruangan
layak nya ruang perkatoran bintang 4. Saat tiba jaka disambut panas oleh
teman-teman nya
“wah jak.. kamu ini dari mana aja?ayo kerja
cepetan!” jawab dengan tegas menyambi memikul karung berisi kubis segar yang
datang dari perkebunanan para produsen, “oh..eee.. iya iya mas saya ganti dulu
ya..”
saut si jaka
sambil pergi ke WC. bergegas berganti pakaian yang dia beli dari ngawul hanya
sekedar untuk bekerja,
waktu menunjukan pukul 9 dimana suasana kerja
masih sibuk-sibuknya, jaka yang sedanng memikul itu tiba-tiba telepon genggam
nya berdering,jaka jaka kebingungan
saat ingin mengangkatnya dengan gegas dia meletakan karung kubis segar itu dan
menunda pekerjaan yang dia laksanakan
“halo..iya ini
siapa?” sapa anak muda asal jakarta itu.
“halo ini
thomas! Gimana sudah clear belom?mau
kamu ambil kapan?” jawab pemuda misterius itu.
“eee..ee ya
kira-kira malem ini mas saya ke tempat biasanya mas ini tapi baru saja dapat 40
persen nya mas” saut jaka.
“yaudah gapapa
yang penting hari ini ada pemasukan dulu,thank
you ya!” jawab pemuda itu
Setelah
pana-panas berbincang dalam telepon Jaka langsung melanjutkan pekerjaan nya,
kegiatan setiap hari si Jaka dalam pekerjaan nya memikul barang-barang yang
nanti nya hanya menghasilkan uang-uang yang hanya mendapat keuntungan sekecil
kutu saja. Memang walau mendapatkan keuntungan segitu saja tapi dengan sabar
jaka semua kebutuhan nya sudah terpenuhi walau disekeliling nya jaka memang
sedang dihadapi masalah dari yang mana masalah kecil sampai masalah besar tapi,
raut wajah pemuda betawi itu tetap saja terlihat polos dan senang-senang saja
ya,..selagi yng diperbuat itu masih menjerumuskan kebaikan tuhan masih selalu
mendampingi jaka hidup di ibukota memang keras banyak cobaan yang melanda.
Belajar menghadapi cobaan perlu di pahami oleh si Jaka itu sehingga,..Jaka
mengtahui mana tempat yang layak bagi dia dan apakah diri dia sendiri bisa
mnyesuaikan ditempat itu.
Waktu menunjukan pukul 22.00 wib. Dimana
jaka sedang beristirahat setelah lelah membawa barang berat yang hanya membuat
badan terbengkuk.kibas-kibas topi kuli membawa angin sili menyilir sejuk ke
badan keringat bertetesan. Setelah waktu menunjukan pukul 11 saat itu jaka
sudah berpakain rapi ala anak muda sekarang begaya rambut tak jelas berjalan
menuju ruang si bos sambil membawa kertas coklat bercoretkan tulisan “coba
pandang bos mu bujuk dan rayu mintalah gaji nya dinaikin selayak naik ke
gunung”
Tiba diruangan
si bos Jaka mengetok pintu lalu masuk dan duduk sambil menyapa si bos dengan
raut wajah yang membuat detuk jantung berdetak.
“malem om..maaf
om menggangu waktu nya sebentar” kata
jaka
“............iya....ada
apa?” jawab patah-patah si bos itu.
“begini om saya
disini mau ngmong sesuatu.....” saut jaka yang dipotong oleh si bos
“ngomong ngak
usah pakai basa basi langsung to the
point!! “ jawab tegas si bos
“aku mau naik
gaji om....” jawab langsung si Jaka.
“naik
gaji?!!!....naik gaji?!!..”jawab gemuruh si bos
Sambil berdiri
dan duduk di meja depan si jaka dan langsung menyemburkan suatu kata-kata.
“kamu buat apa
setelah om mau naikin gaji kamu hee?..beli narkoba beli congyang? “
“bukan om bukan
saya mau...” jawab sehelai dari Jaka yang dipotong si bos
“kamu itu saya
bawa lari ke sini biar kamu itu aman dari jeratnya kerasnya ibukota jakarta kmu
itu biar aman disini biar semua orang-orang yang mencari mu itu ngak akan
mencarimu lagi!!” jawab marah si bos
“sudah lah
sekarang kmu keluar dan pulang ke rumah, saya muak dengan wajah kamu sana kmu
pulang sana pulang..” saut si bos lagi.
Bergegas si Jaka
itu keluar dan pemuda itu berpapasan bertemu dengan seorang gagah berjaket
kulit hitam membawa tas yang dikawal oleh pemuda lainya. Orang itu melihat jaka
dengan serius dan detail. Lalu orang itu mauk ke ruangan si bos itu dan menyapa
“selamat malam
bapak!” sapa orang itu seperti mafia polisi
“malam pak wah..
wah bagaimana pak kondisi nya?” saut si bos
“yah aman-aman
saja pak sudah lancar saja bagaimana usaha bapak ini?” jawab orang itu
“yah bagus
lancar juga pak” kata si bos
“ngomong-ngomong
pak akhir ini saya melihat orang yang mencurigakan pak”kata orang itu.
“seperti apa
pak?”
“seperti
orang-orang pecandu narkoba gitu seprti penjual narkoba gitu pak”
Setelah beberapa sekian berbincang dengan
nada gunungan tiba-tiba Jaka memasuki ruangan si bos lagi untuk mengambil
kertas coklat nya yang tertinggal diruangan kerja si bos dengan kaget orang itu
melihat gerak gerik pemuda betawi itu dengan mata tajam. Selepas mengambil
kertas itu di meja si bos jaka langsung meninggalkan ruangan.
“pak
ngomong-ngomong tadi itu siapa?” kata orang itu
“oh itu jaka pak
dia sodara saya dari jakarta saya sengaja bawa dia kesini untuk bisa bekerja”
saut si bos yang mengaku om nya jaka.
Tanpa menjawab orang itu langsung
bersalaman dan bergegas pergi, dari perbincangan tadi orang itu bernama rudy
dia adalah polisi mafia di pelabuhan dan pasar dia patroli tiap malam hari
untuk mencari mangsa yang mencurigakan. Saat polisi itu keluar dan berbicara pada pengawal nya
“doni kamu lihat
pemuda yang barusan itu?” kata polisi itu
“yang mana pak?”
saut pengawal itu
“yang rambut
pirang mata sayu kulit coklat” deskrip si polisin itu
“ohh itu pak
..kita kejar pak?!” lontar si pengawal itu
“iya kita kejar
sekarang!” tanggap si polisi
Dengan bergegas
polisi dan rekan nya langsung mengejar dan bertanya tanya kepada orang-orang
sekitar siapakah sebenarnya si jaka itu dan ada masalah apa dengan si jaka itu
sampai-sampai si jaka itu dicurigai dan dikejar-kejar oleh aparat lainya.
Kabar si jaka
yang edang perjalanan pulang ke tempat kos nya saat itu kota lunpia sedang
dilanda gerimis sehingga jalanan terasa becek, tak terasa si jaka itu sedang
dikejar dan diikuti oleh polisi itu, setapak demi setapak jaka terus berjalan
tiba-tiba dari jarak berapa meter polisi itu melihat sosok jaka sedang jalan
menuju kos an nya. Tiba-tiba polisi itu menyaut
“hei kmu!
Berhenti!” lontar si polisi itu
Lalu jaka
bergegas berlari dan polisi itu mngejar, jaka tidak tau apa-apa kenapa dirinya
dikejar oleh orang itu dan dia tidak tahu dia mempunyai salah apa..terus
berlari dan lari.tiba-tiba jaka berhenti sejenak melihat keadaan nya lalju
polisi itu terus mengejar tiada capek nya. Begitu juga jaka dia lanjut
menghindar dari polisi itu namun dia lari ntidak kearah kos nya mlainkan
ketempat lain. Tak lama mereka berkejar kejaran..polisi itu berhenti mengejar
dan jaka bertemu dengan seseorang yaitu thomas, orang yang tadi menelepon jaka
saat bekerja nah jaka bertemu dengan thomas di suatu perkampungan berlatar
belakang sungai.
“halo jak..
bagaimana?” Tanya si thomas itu
“ini mas cuman
ada segini mas” kata jaka sambil memberi kertas coklat itu yang tak tau berisi
apa
“oke ini
jak...barangnya!” saut thomas
Setelah
diberikan barang nya mereka pergi ke arah jalan yang berbeda sambil mengucapkan
salam lalu thomas berjalan menuju kejalan yang td dilewati oleh polisi itu.
Polisi itu sedang bersembunyi melihat gerak gerik si thoms itu lalu
mengikutinya dan memanggilnya
“mas..mas..selamat
malam mas maaf menggangu!” sapa polisi itu
“iya selamat
malam bagaimana pak?” saut thomas
“begini mas tadi
mas kenl pemuda itu yang nama nya jaka ato siapa itu?”
“ohh jaka itu.
Iya pak tadi itu saya bertemu dengan dia ada urusan tentang bisnis anak santun
pak.. dia memberi saya uang ke saya lalu saya kasih imblan dengan memberi nya
uang lagi untuk modal jualan baju bekas..kenapa ya pak?”penjelasan dari thomas
“ohh
begitu..tidak saya kira anda ada sebuah bisnis dengan urusan narkoba atau
bagaimana..ya sudah maaf mas menggangu waktunya terima kasih selamat
malam.”salam si polisi itu
Lalu thomas
meninggal kan polisi itu dan kembali kerumah nya.
Jadi jaka itu
dahulu saat masih hidup di keras nya jakarta dia masih dihadapi kefitnahan tentang
pemakaian narkoba yang sangat tajam sehingga dia menjadi buronan aparat sekitar
maka dari itu om nya yang sekarang menjadi bos nya itu sengaja membawa jaka ke
semarang agar aman dari jeratan masalah dan di abisa kerja disini dengan tenang
tapi sebaliknya om nya itu mengira bahwa jaka berulah lagi dengan orang itu
tentang narkoba tapi jaka melakukan bisnis dengan thomas tentang penggalangan
dana anak santun yang dia lakukan untuk membeli suatu branag-barang yang
nantinya bisa memnuhi fasilitas di tempat anak santun itu.. memang banyak
fitnah dan cobaan melanda jaka tetapi selama jaka masih merasa benar dan
positif dalam melakukan nya jaka tetap tenang dan bersabar serta bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa sehingga orang-orang sekita memandang jaka sebelah
mata yang akhirnya mengakibat kan pro dan kontra
Jangan lah
sekali-kali memandang orang melalui covernya
karna dimana setiap orang itu menemukan suatu kejatidiri an nya mereka
pasti akan memandang itu dengan hal yang berbeda
ingat!..kemudahan tidak selamnya mudah semua
pasti ada kesusahan yang akan menyelip di kemudahan itu..sama seperti jaka saat
kuliah memang dia lihat itu gampang sehingga santai namun dibalik itu jaka
berpikir kuliah yang aku hadapi ini akan menghasilkan suatu asa yang sempurna
dan bekerja sebagai kuli dia lihat tidak familiar dan terlihat jadul nammun
semua itu banyak manfaat yang dapat diambil..selama asa masih bisa membantu
semua masih bisa berjalan dengan lancar.
KULI(AH), 2015-09-23
“12 jam di semarang”
Muhammad nasim
Komentar:
Ibu ingin tahu apa ada jurusan debkolektor itu... Tetapi pesannya sampai. Pasti lebih menarik kalau cerpen ini hasil inspirasimu sendiri! ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar